Padang | Terpilihnya Walikota dan Wakil Walikota Padang yang baru tentu banyak pekerjaan rumah yang belum selesai dan hari ini dititipkan kepada Walikota yang baru yaitu Fadly Amran.
Sejumlah permasalahan di Kota Padang saat ini seperti terbitnya Perda Nomor 1 Tahun 2024 terkait retribusi sampah yang dibebankan kepada PDAM, hilirisasi air yang belum terselesaikan hingga membuat Kota Padang sering dilanda banjir saat musim hujan tiba, tagihan PDAM yang kian naik, penataan birokrasi yang modren dan bebas dari praktek KKN, balap liar yang terus menghiasi suasana di malam hari, tawuran antar pelajar/remaja yang cukup mengganggu keamanan serta kenyamanan masyarakat Kota Padang, dan praktek perdagangan manusia yang bermuara kepada seks bebas (perzinahan), serta permasalahan lainnya yang semakin kompleks.
Pengamat Politik dan Kebijakan Kota Padang, M Rafi Ariansyah, S.AP M.AP yang sekaligus seorang Akademisi menilai bahwa Kota Padang wajib berbenah, kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota Padang yang baru akan mendapatkan sejumlah pekerjaan rumah yang tidak mampu diselesaikan oleh pemimpin sebelumnya. "Saya melihat bahwa figur Fadly Amran adalah sosok pemimpin kharismatik yang memiliki pengaruh besar untuk kemashalatan dan kemajuan Kota Padang kedepan, diawal kepemimpinan Fadly Amran akan banyak dituntut oleh masyarakat agar serius mengurusi Kota Padang karena masyarakat Kota Padang tentu menunggu pembuktian dari sosok Fadly Amran"
Lebih jauh, lulusan Pascasarjana Universitas Negeri Padang ini menyebutkan bahwa Fadly harus mampu bersinergi dengan seluruh stakeholeder secara cepat untuk memastikan pembangunan di Kota Padang berjalan dengan tepat tentu dengan tetap mempedomani nilai-nilai adat Minangkabau. Intinya masyarakat Kota Padang akan menilai serta ikut mengawasi kinerja Fadly Amran dalam masa 100 hari pertama kepemimpinannya di Kota Padang.
"Nah, menurut saya tentu kita pasti akan menunggu bagaimana bentuk kinerja dari Fadly Amran dalam memimpin Kota Padang. Ini kita tunggu dan saya rasa ini pekerjaan yang mudah-mudah sulit. Dikatakan mudah kalau Fadly mampu beradaptasi dengan birokrasi Kota Padang secara cepat, meletakkan posisi-posisi strategis seperti Kepala Dinas kepada orang yang tepat artinya perlu adanya rotasi di setiap Kedinasan dan OPD-OPD terkait. Dikatakan sulit kalau posisi-posisi strategis di Kedinasan dan OPD-OPD terkait diisi oleh orang yang tidak tepat. Jadi, Fadly harus benar-benar mampu menyusun struktur kepemimpinannya dengan baik.
"Nah, tarik ulur menjelang pelantikan pasti ada karena para partai pengusung pasti berusaha dengan maksimal menyodorkan nama-nama kader terbaiknya untuk dipilih oleh Fadly untuk membantunya memimpin Kota Padang, faktor perasaan boleh saja ikut terlibat disini karena begitu banyak yang berjasa dalam memenangkan Fadly dalam kontestasi Pilkada 2024 kemarin, namun yang diminta oleh masyarakat Kota Padang adalah kebijaksanaan Fadly Amran dalam menempatkan orang yang tepat diposisi yang tepat"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar