Padang, Rakyat Merdeka86.com | Meyrico Rajab, seorang kader muda yang telah berkontribusi dalam Partai NasDem sejak tahun 2013, secara mengejutkan mengumumkan pengunduran dirinya dari partai tersebut, sejak Selasa (13/8/2024). Meyrico, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kota Padang Bidang Milenial, mengungkapkan bahwa keputusan ini didorong oleh ketidakpuasan yang mendalam terhadap kondisi internal partai.
Meyrico memulai kariernya di Partai NasDem sebagai Sekretaris Kecamatan Lubuk Begalung pada tahun 2017. Dalam waktu singkat, dedikasinya membawanya ke posisi Wakil Ketua DPD Kota Padang Bidang Milenial pada tahun 2018, sebuah tanggung jawab yang diembannya hingga 2024. Namun, perjalanan panjang ini kini berakhir dengan rasa kecewa yang mendalam.
Keharmonisan Sudah Tidak Terjalin Lagi
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Dirgantaraonline pada Kamis (15/8/2024), Meyrico dengan tegas menyatakan bahwa salah satu alasan utama pengunduran dirinya adalah karena “keharmonisan yang sudah tidak terjalin lagi di NasDem.” Ia merasa bahwa nilai-nilai kebersamaan dan sinergi yang dulu menjadi fondasi kuat partai, kini mulai terkikis.
“Saya merasa bahwa hubungan antaranggota, terutama di tingkat pengurus, sudah tidak seharmonis dulu. Ada perbedaan pandangan yang tajam, dan saya merasa tidak lagi menemukan tempat di dalam struktur partai,” ungkapnya.
Dukungan untuk Hendri Septa di Pilwako Padang*
Selain ketidakpuasan terhadap kondisi internal partai, Meyrico juga mengungkapkan dukungannya kepada Hendri Septa dalam pemilihan Wali Kota Padang. Sebagai putra asli Nagari Pengambiran Ampalu, ia merasa memiliki tanggung jawab moral untuk mendukung figur yang dianggap mampu membawa perubahan positif bagi kampung halamannya.
“Saya adalah anak nagari Pengambiran Ampalu, dan bagi saya, mendukung Hendri Septa dalam Pilwako Kota Padang adalah sebuah keharusan. Saya percaya bahwa beliau memiliki visi dan komitmen yang jelas untuk memajukan kota ini,” kata Meyrico dengan penuh keyakinan.
Namun, tidak hanya itu, kekecewaan Meyrico juga disebabkan oleh perasaannya yang tidak pernah dilibatkan secara penuh dalam konstelasi Pilwako oleh Partai NasDem. “Secara struktur kepengurusan, saya merasa tidak pernah dilibatkan. NasDem lebih banyak mengandalkan relawan daripada kader partai sendiri, dan itu membuat saya merasa terpinggirkan,” ujarnya.
Pengunduran diri Meyrico Rajab menjadi sorotan publik dan memicu spekulasi mengenai kondisi internal Partai NasDem, terutama di Kota Padang. Sebagai seorang figur muda yang sebelumnya dianggap sebagai harapan partai, keputusan ini tentu memberikan sinyal kuat bahwa ada masalah serius yang perlu segera diatasi oleh NasDem.
Pengunduran diri ini bukan hanya soal satu orang keluar dari partai, tetapi juga bisa menjadi cermin dari dinamika politik yang terjadi di tubuh Partai NasDem. Apakah ini akan menjadi awal dari gelombang pengunduran diri kader lainnya, atau justru menjadi momen introspeksi bagi partai untuk memperbaiki diri? Hanya waktu yang bisa menjawab.
(Mond)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar