Pasbar, Rakyat Merdeka86 | Kurang Lebih 800 orang karyawan PT. Laras Internusa (LIN) Nagari kinali Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) menyampaikan keluhannya kepada Manajemen agar aktifitas perusahaan berjalan normal terkait aksi demo masyarakat mengatasnamakan koperasi adat kinali yang melarang buah Tbs kelapa sawit keluar dari perusahaan," (1/8/2024)
Amsir, Selaku perwakilan seluruh pemanen di PT Lin sangat berharap kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Pasaman Barat maupun Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) agar konflik ini cepat diselesaikan.
Harapan Kami seluruh karyawan pemanen kepada Pemerintah Daerah Pasaman Barat, agar permasalahan ini dapat diselesaikan secepatnya, tidak dengan berlarut-larut, Sebab, Dari hasil panen itulah kami bisa menghidupi anak-anak dan istri kami, dan juga untuk biaya sekolah anak kami," Harapnya Amsir
Ditempat yang sama, Estate Manager PT LIN, Ardiansyah menyebutkan, kita sudah satu bulan tidak ada operasional karena penyetopan demo tuntutan plasma oleh yang mengatasnamakan masyarakat adat kinali
"Hari ini 1 Agustus kita bongkar lagi sebanyak 25 truk, dan sama- sama kita lihat, buah yang lama pun saat ini sudah mengeluarkan bau yang tak sedap dan sudah tidak layak lagi untuk di proses, Tentunya kerugian perusahaan ini sudah sangat besar.
Terkait 800 karyawan pemanen kita yang sudah tak bisa lagi melakukan aktivitas, dan ratusan kontraktor dan sopir-sopir yang bermitra kepada kita sudah tak mempunyai penghasilan oleh dampak demo tersebut.
Lanjut dia, Biasanya tiap hari kita mengirim TBS mencapai 500 ton per hari, kerugian kita saat ini sudah sebanyak 29 hari, dikali dengan harga kurang lebih 2.500 per kilogram, kalau sudah berbentuk CPO kerugian kita mencapai 40 Miliar lebih Saat sekarang ini," Kata Ardiansyah
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Swadya Masyarakat Perkumpulan Pemuda Pemudi Pas-Aman pasaman barat, syafri mustika, Sangat prihatin apa yg di lakukan pemda pasbar tentang SK yg di keluar kan Bupati Pasaman Barat ,Masyarakat yang mengatasnamakan masyarakat adat kinali tersebut melarang buah PT LIN keluar dari perusahaan,di perkirakan 1000 ton buah sawit telah menimbulkan aroma yang tak sedap.
".Kami berharap kepada Pemerintah Daerah atau pun Pemerintahan Pusat segera menyelesaikan konflik ini, kalau tidak cepat di selesaikan 800 orang karyawan akan di rumahkan, Mereka butuh biaya untuk hidup dan biaya sekolah anak-anak nya." tegas Syafri Mustika
Ungkapan senada juga sampai kan Ketua DPD LPPKI pasaman barat Andri Muzaki,beliau berharap konflik yg ada di PT.LIN cepat di selesai kan
“.kita berharap pemda cepat menyelsai kan masalah konflik ini,kasihan kita karyawan, sopir apalagi perusahaan,kalau buah sawit tidak bisa keluar,otomatis karyawan tidak menerima gaji.”tutur nya
(syafri.m)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar