Padang, Rakyat Merdeka 86 | Peringatan Hari Bela Negara (HBN) ke-75 yang dipusatkan di halaman Kantor Gubernur Sumbar berjalan lancar dan khidmat. Wamenhan RI, Letjen TNI Muhammad Herindra bertindak sebagai inspektur upacara.
Anggota DPD RI H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa, S.IP., MH sembari menunggu kedatangan Wamenhan terlihat berbincang serius dengan Gubernur Sumbar, H. Mahyeldi Ansarullah, Datuk Marajo, SP. Kepada Gubernur yang pernah menjadi Wakil Ketua DPRD Sumbar saat Leonardy menjabat Ketua DPRD Sumbar, disampaikanlah pemikiran-pemikirannya oleh Sang Senator.
“Hari Bela Negara merupakan hari peringatan nasional yang latar belakang peristiwanya terjadi di Sumatera Barat. Sepantasnya kita membuat peringatan Hari Bela Negara itu begitu meriah guna memperlihatkan kegembiraan kita sekaitan sejarah penting republik di Sumatera Barat,” ujarnya mengulang pembicaraan tersebut kepada wartawan, Selasa 19 Desember 2023.
Leonardy mengatakan latar belakang peringatan Hari Bela Negara adalah perstiwa Agresi Militer II oleh Belanda pada tanggal 19 Desember 1948, dimana kala itu belanda melancarkan serangan ke ibu Kota Indonesia yang saat itu masih berada di Kota Yogyakarta.
Serangan itu menyebabkan ibukota jatuh ke tangan Belanda. Belanda pun melakukan penangkapan kepada tokoh-tokoh penting nasional seperti Presiden Indonesia Ir. Soekarno, Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta dan Perdana Menteri Mr. Sutan Sjahrir. Oleh sebab itu Sukarno memerintahkan Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk dan mendeklarasikan berdirinya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi Provinsi Sumatra Barat.
“Hadirnya PDRI inilah yang menjadi sebuah tonggak sejarah penting bagi rakyat Indonesia untuk tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bangga gak Masyarakat Sumatera Barat?” ujarnya diplomatis.
Jadi dengan memperingati Hari Bela Negara pada setiap tanggal 19 Desember, artinya kata Anggota Komite IV DPD RI itu tak lain tak bukan untuk lebih mendorong semangat kebangsaan dalam membela negara, mempertahankan kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan.
“Mari jadikan peringatan Bela Negara ke-75 yang dilaksanakan di seluruh pelosok negeri ini menjadi momentum bagi kita untuk bersatu dan berkontribusi positif demi kemajuan Indonesia,” kata Ketua Badan Kehormatan DPD RI lima kali berturut-turut ini.
Lebih jauh kata Leonardy, seperti memperingati HUT Kemerdekaan RI, jauh hari sebelumnya sudah ada aneka lomba dan kegiatan memeriahkannya. “Kita hendaknya membuat lomba dan kegiatan seperti menyambut kemerdekaan tersebut. Karena Hari Bela Negara salah satu tonggak penentu keberlangsungan negara kita setelah Belanda melancarkan Agresi II. Tanpa PDRI, Belanda akan sukses dengan misi agresinya,” tegasnya.
Kemeriahan itu perlu, ujarnya lagi, karena jika peristiwa penting ini berlangsung senyap saja, tentu generasi yang akan datang bisa saja lupa tonggak sejarah Republik Indonesia ini. Mereka akan menganggap tak penting kejadian ini, padahal pemerintah dan Masyarakat Sumatera Barat sudah susah payah mengupayakan pengakuan pemerintah terhadap PDRI.
Di upacara itu, Wamenhan menyampaikan amanat Presiden RI Joko Widodo. Disampaikannya bahwa tantangan ke depan semakin tidak terduga. Kita bukan hanya menghadapi ancaman fisik, tetapi juga ancaman yang tak kasat mata. Pandemi, konflik global, revolusi teknologi, hingga krisis iklim telah membawa dampak dan risiko ketahanan negara.
“Kita harus memiliki jiwa Bela Negara sebagai pilar utama yang menjadikan kita tangguh dan cerdas dalam menghadapi situasi yang tidak menentu. Semangat Bela Negara bukan hanya tanggung jawab aparat pertahanan, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat. Ini adalah tugas kita bersama dalam menjaga kesatuan dan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.
Ditambahkannya, Bela Negara di Indonesia bukan hanya terkait pada aspek militer tetapi harus lebih luas lagi, merangkul semua lapisan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Setiap tindakan, sekecil apapun, yang dilandasi cinta kepada bangsa dan negara, cinta kepada Pancasila dan NKRI adalah wujud konkrit Bela Negara. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar