Tanjung Pinang | Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) hadir di Provinsi Kepulauan Riau. Pengurusnya, resmi dilantik pada beberapa waktu lalu. Ketua terpilih adalah Kolonel Purn Drs Jamhur Ismail, MM. Dalam sebuah seremoni di aula Makorem 033/Wira Pratama, Ketua Umum PPAD, Letjen TNI Purn Dr (HC) Doni Monardo menyerahkan pataka PPAD kepada Kolonel Purn Jamhur Ismail, mewakili barisan pengurus yang dilantik. Upacara itu disaksikan Gubernur Kepulauan Riau H, Ansar Ahmad, S.E, M.M serta unsur Forkopimda lain.
Undangan lain dari TNI AL, TNI AU, Polri serta unsur Persatuan Purnawirawan TNI AL (PPAL), Persatuan Purnawirawan TNI AU (PPAU), dan Persatuan Purnawirawan Polri (PP Polri). Juga hadir FKPPI dan PPM. “Di sini juga hadir sejumlah pengurus PPAD Pusat dari Jakarta. Juga hadir Ketua PPAD Sumatera Utara. Ini adalah bentuk dukungan terhadap PPAD Kepri,” ujar Doni Monardo, dalam pembukaan sambutannya.
Beberapa pengurus pusat yang mendampingi Doni Monardo, di antaranya, Ketua Bidang Organisasi Mayjen TNI Eko Budi S (1984), Bendahara Umum Mayjen TNI Purn Amrin, MAP (1985), dan Wasekjen III Brigjen TNI Bambang Irianto (1986). Unsur pengurus PPAD daerah lain yang hadir, di antaranya Mayjen TNI Purn Zulfardi Junin (1985), Mayjen TNI Purn Irwansyah (1985), Brigjen TNI Purn Gatot E Puruhito (1985), Ketua PPAD Sumatera Utara Kolonel Purn Ganda Simanjuntak (1985), dan Kolonel Purn Alex Batoek (1985). Serta dua staf Bidang Komunikasi PPAD, Egy Massadiah dan Roso Daras.
Emas Biru di Kepri
Usai dilantik, Ketua PPAD Kepri, Jamhur Ismail menegaskan ihwal besarnya potensi maritim yan ada di wilayahnya. “Jika ingin lebih makmur, maka harus kita gali, gali, dan terus gali potensi laut kita. Lebih 96 persen wilayah Kepri adalah laut,” ujar Pamen TNI AD, abituren Akmil tahun 1985 itu.
Ia lalu menceritakan success story Ketua Umum PPAD, Doni Monardo saat menjabat Pangdam XVI/Pattimura (2015 – 2017). “Di sana beliau mengembangkan potensi maritim yang dikenal dengan program emas biru. Nah, program yang sangat bagus itu harus diduplikasi di Kepulauan Riau, yang notabene wilayah lautnya lebih luas dibandingkan Provinsi Maluku,” kata Jamhur.
Saat ini, tren pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Riau relatif sangat baik. Dan akan jauh lebih baik jika kebijakan pembangunan ke depan, lebih menggali potensi laut. “Di luar potensi SDA yang berlimpah serta posisi jalur lintas laut antar benua yang strategis,” kata Jamhur yang pernah menjabat Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kepri, itu.
Doni “Pahlawan Covid”
Sementara itu, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad menyampaikan rasa senang dan bangga bisa berjumpa kembali dengan Doni Monardo. “Sebagai Kepala BNPB yang juga Ketua Gugus Tugas Covid-19, peran, dedikasi, dan kredibilitas beliau sangat luar biasa. Saya menyebut beliau Pahlawan Covid-19. Peran beliau sangat besar dalam pengendalian Covid-19 di Provinsi Kepri,” ujar Gubernur mengenang masa-masa pandemi beberapa tahun silam.
Ansar menceritakan bagaimana strategi penanganan Covid-19 di Kepri dengan tingkat keberhasilan yang sangat tinggi, sehingga Presiden Joko Widodo menobatkan Kepri sebagai Provinsi Terbaik Indonesia dalam mengatasi pandemi di luar Jawa dan Bali. “Kata kuncinya adalah sinergi,” ujarnya.
Jalur Penting
Menegaskan ihwal posisi strategis Kepri, Gubernur yang juga mantan Bupati Bintan ini menyebut posisinya sebagai salah satu dari empat jalur perdagangan dunia yang terpenting. Pertama, Teluk Oman, disusul Selat Gibraltar, dan Terusan Suez. “Yang keempat, Selat Malaka. Itu jalur kami. Setiap tahun tak kurang dari 90.000 kapal melintas,” katanya.
Masih ada empat selat penting di negeri ini, yang satu di antaranya juga ada di Kepri. Keempat selat yang dimaksud adalah Selat Lombok. Selat Sunda, Selat Makassar, dan Selat Malaka. Belum lagi hadirnya kawasan khusus seperti Batam dan Bintan. “Karena itu, malu kita kalau tidak bisa menjadikan Kepri sebagai lomomotif perekonomian nasional,” tegas Ansar.
Di akhir sambutannya, ia menyatakan siap berkolaborasi dengan PPAD, memajukan Kepri. “Kehadiran Pak Doni Monardo dengan PPAD, sungguh memberi semangat kepada kita untuk menjadikan Kepri lebih baik ke depan,” pungkas gubernur.
Perhatian Khusus
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum PPAD, Letjen TNI Purn Doni Monardo mengilas kisah kejayaan VOC dimana Kepri merupakan jalur untuk mengangkut hasil rempah dari Tanah Air di zaman kolonial dulu. Bahkan sejarah mencatat, sejak awal abad ke-18, kawasan ini berkembang pesat. Sektor perdagangan sangat maju.
Seperti dipaparkan Elisa Netscher, Resident Riau tahun 1861-1870, dalam “Beschrijving Van Een Gedellte Der Residentie Riouw” saat itu Riau merupakan tempat berniaga bagi pedagang-pedagang dari Borneo (Kalimantan), dan Celebes (Sulawesi) menuju Singapura.
“Saya juga mendengar soal budidaya ikan napoleon di Anambas. Harga ikan napoleon saat ini sekitar satu juta per ekor. Betapa besar potensinya jika itu bisa dikembangkan” kata Doni.
Karena itu, Doni berpesan kepada Ketua PPAD Kepri, Kolonel Jamhur agar bekerja keras. “Lakukan sinergi dan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk dunia swasta, untuk bersama-sama memajukan kesejahteraan masyarakat. Termasuk, tentu saja, kemakmuran purnawirawan TNI AD,” tegas Doni Monardo. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar