RM86,Padang | Aspek putra daerah, aspek adat dan basic organisasi kemasyarakatan, jadi pendorong Yonder WF Alvarent maju mencalon diri untuk pemilihan anggota DPD RI periode 2024-2029 ini dari daerah pemilihan (dapil) Sumatera Barat (Sumbar).
Kendati jalan Yonder untuk maju mencalon melewati beberapa tantangan mulai mengumpulkan dukungan KTP dari pendukungnya, saat verifikasi administrasi, hingga masa masuk masa verifikasi administrasi perbaikan, dilalui Yonder dengan keyakinan.
Hingga akhirnya, dia bisa mencapai tahap verifikasi faktual perbaikan pertama yang kini sedang dilaksanakan KPU Sumbar saat ini.
"Syukur Alhamdulillah, setahap demi setahap proses pencalonan untuk calon anggota DPD RI dari dapil Sumbar ini, bisa saya lalui. Untuk itu saya ucapkan sangat berterimakasih kepada tim dan masyarakat yang mendukung saya untuk maju mencalon untuk DPD RI itu," ungkap Yonder saat dihubungi Arunala.com, Sabtu siang (4/2).
Adapun, aspek putra daerah aspek adat serta pengalaman dari sejumlah organisasi yang melatarbelakangi dirinya untuk mencalon, karena dia menilai dukungan terhadap dirinya untuk maju begitu kuat.
"Kenapa aspek putra daerah yang jadi salah satu pendorong saya maju mencalon, karena saat ini mayoritas masyarakat tentunya akan memilih putra daerah dalam suatu pemilihan, tidak terkecuali untuk anggota DPD RI," ungkap pria pengiat otomotif di Sumbar ini.
Kalau berbicara putra daerah, jelasnya, dia bisa dikatakan cukup familiar setidaknya di daerah Sumbar.
Menyinggung aspek adat yang jadi pendorong kedua Yonder untuk maju mencalon, karena dirinya menilai Sumbar tidak bisa dilepaskan dari adat.
Apalagi, sebutnya, orang tuanya merupakan salah seorang pendiri lembaga adat di Sumbar bernama Limbago Nan Salapan.
Apalagi, sejak dulu Sumbar yang dikenal sebutan Minangkabau ini cukup kental dengan adat dan istiadatnya.
"Makanya, melalui aspek adat ini saya mencoba menghidupkan kembali konsep adat yang harus didudukkan kembali untuk memajukan ranah minang yang dikenal dengan nama Sumbar ini," ungkap Yonder.
Dia menyampaikan, pondasi pembangunan itu adalah adat, sehingga ini melahirkan berbagai dorongan, jadi pondasinya dibuat dulu.
Kenapa Bali bisa maju seperti sekarang, karena pondasi adatnya kokoh, salah satunya meletakkan kembali fungsi dan peran yang ada didalam adat itu sendiri." terangnya.
Jika di adat Bali, lanjut Yonder, ada nama kasta, di adat Minang hal itu telah dibagi dalam bentuk anak muda (paga nagari), bundo kanduang, cadiak pandai, niniak mamak dan alim ulama
Yonder juga mengaku, aspek organisasi juga jadi pendorong bagi dirinya untuk maju mencalon. Mulai dari organisasi kemasyarakatan dan organisasi hobi otomotif.
"Walau pun tak sempat maju menjadi calon ketua IMI Sumbar, namun tampak dari kawan-kawan, bahwa yang berjuang dan bekerja untuk dunia otomotif ini, yakni saya," ucapnya.
Tidak berlebihan memang, apa yang dilalukan Yonder ini bisa dibenarkan, mengingat pria yang juga Ketua Pemuda HKTI Sumbar ini, kerap menyelenggarakan iven otomotif skala regional dan nasional di Sumbar, bahkan kegiatan semacam itu masih terus dia adakan hingga sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar